[ESAI] DARI PRIBUMI UNTUK NEGERI: GAGASAN IKLAN MASYARAKAT BERKONSEP MODERN PENDORONG MINAT BELANJA GENERASI Z TERHADAP PRODUK LOKAL

 

sumber: unsplash.com/Martin Sanchez

Terhitung sudah lebih dari dua tahun semenjak pandemi Covid-19 di Indonesia yang saat ini bukan hanya berdampak pada persoalan kesehatan masyarakat, namun telah merambah ke berbagai bidang termasuk bidang ekonomi. PHK besar-besaran, sempitnya lapangan pekerjaan, sulitnya keberlangsungan usaha mikro maupun makro, penurunan tingkat ekspor, dan kebutuhan yang terus mendesak menjadi gambaran lesunya kondisi perekonomian Indonesia saat ini.

Pemerintah terus melakukan berbagai strategi untuk mengatasinya melalui kebijakan normal baru (new normal), pembentukan satuan tim penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi, insentif pajak bagi UMKM, serta masih banyak lagi lainnya. Segalanya tengah diupayakan dan dipertimbangkan pemerintah demi kesejahteraan masyarakat dan pemulihan kondisi perekonomian dalam negeri.

Para pelaku UMKM dan usaha lainnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah karena sektor inilah yang sangat terpukul akibat pandemi Covid-19. Rendahnya permintaan pasar berakibat pada penurunan produksi secara signifikan sehingga keberlangsungan usaha menjadi kondisi yang sulit. Selain pemberian stimulus dan instentif pajak, pemerintah juga mengimbau masyarakat agar terus mendukung perekonomian dalam negeri dengan cara membeli produk-produk lokal. Dilansir dari web portal berita Okezone.com "Karena itu selamatkan tetangga, kerabat dan saudara-saudara kita yang lain, dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan, dengan peduli membantu tetangga yang tengah kesulitan, belanja di usaha kecil, mikro, ultramikro, membeli produk-produk Indonesia," kata Presiden Joko Widodo dalam telekonferensi pada Kamis, 14 Mei 2020 di Jakarta.

Namun pada kondisi nyatanya, intensitas ketergantungan masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi produk luar negeri masih terbilang cukup tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan impor untuk seluruh jenis penggunaan barang pada bulan Juni 2020. Secara bulanan bila dibandingkan bulan Mei 2020 maka kenaikan impor barang konsumsi adalah yang tertinggi, mencapai 51,10 persen menjadi USD1,41 miliar sebagaimana dikutip dari web portal berita Indopremier.com.

Persepsi masyarakat yang menganggap bahwa kualitas produk impor lebih baik dibandingkan produk lokal dan adanya rasa gengsi yang lebih jika menggunakan produk luar negeri menjadi faktor kuat penyebabnya. Padahal sebenarnya di pasaran sudah banyak produk lokal yang tidak kalah kualitasnya dibandingkan produk impor, misalnya Polygon sebagai merek sepeda lokal yang berkualitas internasional, Zyrex sebagai perusahaan komputer dari Indonesia, selain itu ada produk-produk batik yang merupakan warisan asli Indonesia dalam kategori fesyen yang juga telah menghidupi banyak masyarakat di Pekalongan, serta masih banyak merek-merek produk lokal lainnya seperti Leajeans, J.CO Donuts & Coffee, League, Eagle, Tomkins, dan lain-lain.

Berdasarkan jumlahnya, generasi Z adalah penyumbang terbesar tingkat konsumsi di masyarakat. Generasi Z sendiri yakni mereka yang lahir pada rentang tahun 1995-2016. Diperkirakan sampai tahun 2030, berdasarkan data dari BPS menunjukkan generasi muda akan mencapai usia produktif dan mencapai titik maksimal sekitar 68,1%. Kondisi ini harus dimanfaatkan untuk memaksimalkan Produk Nasional Bruto (PNB) Indonesia, yaitu nilai total seluruh barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri pada jangka waktu tertentu. Pergerakan usia ini tentunya juga selaras dengan tingkat konsumsi yang terjadi. Jika penggunaan produk dan jasa pada generasi Z merupakan produk lokal, pastinya hal ini akan mendorong pendapatan nasional, namun jika sebaliknya maka hal tersebut akan mengancam kondisi perekonomian Indonesia.

Sayangnya masih banyak dari generasi Z yang belum peduli dan teredukasi tentang pentingnya membeli dan mengonsumsi produk lokal, bahkan sebagian belum  begitu mengetahui merek-merek produk lokal di pasaran. Imbauan dari presiden dan para tokoh nasional, penyelenggaraan festival produk lokal, serta bentuk kampanye lainnya sudah diupayakan sebagai strategi untuk meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap produk lokal, namun sampai saat ini upaya-upaya yang dilakukan dinilai masih belum maksimal dan perlu terus ditingkatkan.

Perlunya sosialisasi produk lokal secara masif terutama kepada generasi Z sebagai potensi pasar terbesar untuk memantik dan menumbuhkan minat beli produk-produk lokal. Melalui sebuah ide “Dari Pribumi untuk Negeri: Gagasan Iklan Masyarakat Berkonsep Modern Pendorong Minat Belanja Generasi Z terhadpa Produk Lokal” dapat menjadi satu upaya alternatif untuk memaksimalkan potensi pembelian produk lokal khususnya pada generasi Z.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Iklan menjadi satu faktor penting yang menentukan keputusan konsumen untuk belanja. Banyak merek-merek dari perusahaan luar negeri yang berani memasang iklan dalam cangkupan internasional melalui berbagai media seperti televisi, papan iklan, juga internet dan media sosial seperti: Google; Youtube; Facebook; Instagram dan lain-lain. Hal ini karena menyadari pentingnya peran iklan dalam efektivitas pemasaran produk. Semakin baik, luas, dan sering intensitas penayangan suatu iklan maka kemungkinan konsumen untuk membeli produk pun akan semakin besar.

sumber: unspalsh.com/Piotr Cichosz

Perlunya iklan masyarakat berkonsep modern adalah sebagai bentuk penyesuaian terhadap target utama pasar, yaitu generasi Z yang memiliki karakteristik dan kecenderungan bersosialisasi dan berkomunikasi melalui media digital. Sudah dari kecil mereka hidup berdampingan dengan kemajuan teknologi sehingga hal ini juga berpengaruh dalam menentukan keputusan pembelian produk. Berbeda daripada iklan masyarakat pada umumnya yang ditayangkan melalui televisi ataupun radio, media sosial dipilih karena merupakan platform modern yang efektif dalam memasarkan produk. Berdasarkan data dari Hootsuite (We are Social): Indonesia Digital Report 2020 menunjukkan bahwa audiens iklan di  media sosial per Januari 2020, masyarakat Indonesia pada rentang usia 18-24 dan 25-34 adalah sebanyak 30.3% dan 35.4% dari total seluruh pengguna media sosial di Indonesia. Hal ini tentunya yang harus dimanfaatkan dalam melakukan sosialisasi produk lokal melalui iklan masyarakat berkonsep modern.

Adapun substansi yang termuat dalam iklan masyarakat ini adalah ajakan untuk mulai mencintai produk lokal dengan cara membeli dan mengonsumsinya. Iklan dibuat agar menampilkan kondisi Indonesia yang saat ini dihadapkan dengan berbagai permasalahan ekonomi, selanjutnya menyajikan gambaran bahwa dengan membeli produk lokal adalah sebagai bentuk kecintaan pada tanah air, menyelamatkan perekonomian, membuka lapangan kerja, dan membuat para UMKM dapat tetap melangsungkan usahanya.

Tidak hanya penjelasan secara verbal, tapi maksud dari konsep modern dari iklan ini juga dengan menyajikan tampilan visual yang apik dan estetis. Iklan ini akan menampilkan berbagai produk lokal dari segi bentuk, kemasan, dan kualitasnya yang tidak kalah dengan produk impor. Selain itu di bagian akhir iklan terdapat sebuah tagar #DariPribumiUntukNegeri sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat agar ikut meramaikan dan mengkampanyekan pesan tersebut sehingga nantinya banyak masyarakat yang mulai mencintai produk-produk lokal.

Dengan narasi iklan “Dari Pribumi untuk Negeri”, dimaksudakan iklan masyarakat ini bukan sekedar memasarkan produk lokal dari sisi fisiknya saja tapi juga sebagai bentuk pesan edukatif kepada masyarakat sebagai pribumi, dengan membeli produk lokal maka sama saja dengan mencintai negeri ini. Setiap nominal rupiah yang dibayarkan untuk membeli produk lokal akan menghidupi pengusaha beserta karyawan-karyawannya, menyejahterakan para pelaku UMKM, membuka lagi lapangan pekerjaan, dan memajukan kekuatan perekonomian dalam negeri.  

Adapaun media sosial yang dimanfaatkan dalam menyosialisasikan iklan masyarakat ini yakni Youtube, Facebook, Instagram, dan Twitter sebagai platform media sosial terbanyak berdasarkan data dari Hootsuite (We are Social): Indonesia Digital Report 2020 sehingga penyampaian iklan dapat lebih efektif dilakukan.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia sebagai kementerian yang salah satu fokusnya adalah mengembangkan UMKM dalam negeri dapat bertindak sebagai eksekutor utama dalam merealisasikan ide ini. Iklan masyarakat ini menjadi satu bentuk inovasi kampanye mencintai produk lokal, sejalan dengan “Bangga Buatan Indonesia” sebagai satu gerakan nasional gotong rotong dari UMKM untuk UMKM Indonesia. Konsumen diharapkan lebih memilih barang-barang buatan dalam negeri, terlebih produk UMKM.

Untuk lebih meningkatkan efektivitas dari iklan ini, maka penayangan iklan tidak hanya melalui media Kemenperin, perlunya kolaborasi dengan pihak-pihak lainnya untuk terlibat agar pemasaran dapat lebih masif tersampaikan kepada generasi Z, yaitu melakukan kerjasama dengan para influencer muda. Di Indonesia sendiri banyak artis dan tokoh-tokoh muda yang memang sudah mencintai dan menggunakan produk lokal seperti Raline Shah, Ivan Gunawan, Zaskia Sungkar, Chacha Frederica dan masih banyak lagi yang dapat diajak kerjasama untuk memenuhi kebutuhan iklan ini..

Selain itu, dapat juga bekerja sama dengan komunitas-komunitas yang bergerak dalam ranah yang sama seperti komunitas Gambaran Brand, yang didirakan oleh sosok pemuda bernama Arto Soebiantoro yang sudah mendukung sampai 70 brand lokal, juga ada Labels (Local Brand Lovers) sebagai komunitas yang mendukung perkembangan fashion produk lokal bahkan bukan hanya mendukung satu atau beberapa merek tapi semua merek produk lokal, serta komunitas-komunitas sejenis lainnya. Upaya tersebut dilakukan agar pesan dari iklan masyarakat ini dapat lebih tersampaikan kepada masyarakat khsusunya generasi Z.

Waktu-waktu seperti sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk mengkampanyekan pesan mencintai produk lokal melalui iklan tersebut, dimana kondisinya sedang sangat membutuhkan peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui pembelian produk lokal. Selain itu, iklan masyarakat dapat juga disosialisasikan saat memperingati hari-hari besar nasional yang berkaitan seperti hari belanja online nasional (Harbolnas), hari pelanggan nasional, bahkan hari kemerdekaan RI sebagai momentum meningkatkan kecintaan terhadap tanah air yang tidak akan lama lagi bangsa ini rayakan bersama.

Memang dalam merealisasikan iklan ini membutuhkan biaya yang lebih banyak dibanding iklan masyarakat pada umumnya, namun melihat potensi dan peluang tentunya sepadan dengan hasil yang akan diraih. Penyampaian pesan iklan yang baik dan akurat sangat mempengaruhi terhadap terciptanya pesan iklan yang bermanfaat mencangkup kualitas, harga, dan gambaran detail produk lainnya sehingga menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk membeli.

Jika pada kondisi biasanya saja masyarakat sudah diimbau untuk membeli produk lokal sebagai bentuk kecintaan dan dukungan untuk perekonomian dalam negeri, maka di masa pandemi ini hal tersebut tentunya perlu lebih ditingkatkan lagi. Sudah seharusnya belanja dan konsumsi produk lokal bukan hanya sekedar perilaku tentatif, namun menjadi gaya hidup sebagian besar masyarakat Indonesia. Melalui iklan masyarakat yang berkonsep modern akan menjadi satu kampanye dalam lingkup nasional yang efektif untuk menumbukan kecintaan masyarakat terhadap produk lokal.

Jika dari masyarakanya sendiri sudah ada kesadaran dan kemauan untuk membeli produk-produk lokal maka perekonomian yang stabil bukan hal yang tidak memungkinkan untuk dicapai. Dengan menggabungkan kekuatan pemerintah dan masyarakat, bersama memajukan perekonomian untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.


Daftar Pustaka

________________. Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online]. Tersedia di: http://bahasa.kemendiknas.go.id./kbbi/index.php. Diakses pada 8 Agustus 2020.

Andriyanty, Reny dan Wahab, Doni. (2019). Preferensi Konsumen Generasi Z terhadap Konsumsi Produk dalam Negeri. Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Vol 7, No.2, 280-296.            https://www.researchgate.net/publication/339168790_Preferensi_Konsumen_Generasi_Z_terhadap_Konsumsi_Produk_Dalam_Negeri

Pratikto, Riyodina G. dan Kristanty, Shinta. (2018). Literasi Media Digital Generasi Z  (Studi Kasus pada Remaja Social Networking Addiction  di Jakarta). Jurnal Komunikasi. https://www.researchgate.net/publication/334969483_LITERASI_MEDIA_DIGITAL_GENERASI_Z_STUDI_KASUS_PADA_REMAJA_SOCIAL_NETWORKING_ADDICTION_DI_JAKARTA

www.banggabuatanindonesia.co.id

www.covesia.com (2020, 18 Januari). Komunitas LABELS Ajak Mencintai dan Memajukan Produk Anak Negri. Diakses pada 5 Agustus 2020, dari https://covesia.com/warnawarni/baca/89968/komunitas-labels-ajak-mencintai-dan-memajukan-produksi-anak-negri

www.indopremier.com. (2020, 15 Juli). Barang Konsumsi Naik Tertingggi, Bahan Baku Jadi Kontributor Utama Lonjakan Impor Juni 2020. Diakses pada 5 Agustus 2020, dari https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=Barang_Konsumsi_Naik_Tertingggi__Bahan_Baku_Jadi_Kontributor_Utama_Lonjakan_Impor_Juni_2020&news_id=121861&group_news=IPOTNEWS&taging_subtype=PG002&name=&search=y_general&q=,&halaman=1

www.okezone.com. (2020, 14 Mei). Beli Produk Indonesia, Jokowi: Selamatkan Saudara dan Tetangga. Diakses pada 5 Agustus 2020, dari https://economy.okezone.com/read/2020/05/14/320/2213963/beli-produk-indonesia-jokowi-selamatkan-saudara-dan-tetangga

www.swa.co.id (2017, 20 Agustus). Komunitas untuk Membantu Produk Merek Lokal. Diakses pada 5 Agustus 2020, dari https://swa.co.id/swa/trends/komunitas-untuk-membantu-merek-lokal

www.wearesocial.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku GRIT: Kekuatan Passion & Kegigihan - Karya Angela Duckworth

Terima Kasihku untuk Ibu